Sunday, March 22, 2020

Petualang Negeri Sipil


Hai jumpa lagi dengan emak di pembaca buku. Penasaran gak sih buku apa lagi yang dibaca emak kali ini? 

Di tingkat 4 Reading Chalenge ODOP (RCO) kali ini emak dan teman-teman diminta untuk membaca buku koleksi pribadi yang sudah lama tapi belum dibaca. Begitu dapat tantangan ini, emak langsung melototin rak buku yang sekarang lebih dekat dengan pelukan debu dan belaian rajutan sarang laba-laba. Dan ternyata lumayan banyak buku yang masih perawan, belum emak jamah. 

Beberapa waktu lalu memang emak sedang dihadapkan pada momen kedatangan banyak buku sementara mood emak untuk membaca sedang tiarap. Sebenarnya bukan momen rakus belanja sih, tapi waktu itu emak lagi suka ikutan nulis antologi jadi otomatis dapat kiriman bukunya kan ya. Trus juga ada beberapa teman di komunitas ODOP yang nulis buku, jadilah beli sebagai wujud mendukung perjuangan teman. Satu momen lagi adalah saat emak lagi rajin ikutan give away dan kebetulan hadiahnya buku. 

Seperti buku yang emak baca kali ini, Petualang Negeri Sipil, merupakan hasil karya rekan sejawat emak sebagai laskar data. Penulis adalah senio dan junior emak, satu almamater, satu naungan instansi yang sama, bedanya adalah mereka berani mewujudkan karyanya sementara emak masih terus bersembunyi di balik sarang laba-laba. 

Buku ini sudah sekitar 1 atau 2 tahun lalu emak beli, tapi emak lupa naruh dimana. Sampai kemarin gak sengaja waktu beresin kamar, emak bongkarin isi tas yang sudah lama gak dipakai. Ternyata emak dipertemukan lagi dengan buku ini. Pas banget dengan tema tantangan RCO kali ini kan. Jadi emak langsung putuskan untuk membaca buku ini.

Bercerita tentang kisah dua penulis ketika pertama kali mengabdi untuk negeri. Kang Andri yang dikirim untuk mengabdi di pelosok Sumatra Utara yang beliau bilang jangankan mall, Indomaret saja gak ada di sana. Sementara Raissa, gadis cantik dari Medan yang terbiasa hidup di tengan kebisingan kota tiba-tiba harus terbang ke ujung timur Indonesia, Papua.

Imajinasi manis tentang kehidupan seorang PNS yang duduk manis dalam ruangan ber-AC, yang sesekali saat senggang bisa nongkrong di cafe atau cuci mata di mall akan sirna kalu kita membaca buku ini. Banyak cerita seru tentang petualangan gokil laskar data. Mereka berdua banyak berbagi pengalaman, perjuangan dan kekonyolan dalam menaklukkan suasana baru, budaya, penduduk, juga faktor alam yang harus dihadapi dalam memperjuangan data untuk pembangunan negara. 

Membaca buku ini membuat emak terkenang masa-masa awal dikirim ke kabupaten Bengkulu Selatan sekitar 12 tahun lalu. Saat emak masih imut-imut belum jadi amit-amit seperti sekarang, emak berpetualang di tanah pengasingan Bung Karno itu. Tak tahu arah, tak kenal siapa-siapa, tak paham bahasa, yang pasti hanya satu, emak harus bertahan di sana. Ah, seharusnya emak juga bisa menuliskan masa perjuangan emak itu jadi satu buku seperti dua penulis buku ini ya. 

Ya sudah lah ya, karena emak belum niat jadi penulis buku pengalaman pribadi, emak jadi pembaca pengalaman buku orang dulu aja.

Lha wong jadi pembaca aja emak harus dipaksa sama tim RCO, apalagi buat nulis ya. Eh, emak juga dipaksa nulis sih sama tim squad blogger ODOP dan tim ODOP Tembus Media (OTM). Lalu tiba-tiba tiga tim itu protes ke emak, kita gak maksa emaaaaakkk. Iya, iya, emak yang terpaksa kok, daripada dieliminasi. Hehehehe

Khusus untuk tim RCO, semoga tingkat depan tema bukunya gak semakin susah ya, yang gampang-gampang aja biar emak gak cepat tiarap mood bacanya. Buku yang sesuai hobi misalnya, buku tentang ilmu agama, atau buku nonfiksi bebas. Pokoknya yang buat kita semakin menikmati momen berinteraksi dengan lembaran-lembaran kertas ini. 

Judul: Petualang Negeri Sipil
Penulis : Andri Saleh dan Raissa Samantha Hutajulu
Desain Sampul: Andri Saleh
Penyunting: Kunti Puspitasari
Ilustrasi: Andri Saleh dan Raissa Samantha Hutajulu
Penerbit: ZA Publishing Bandung

Sunday, March 15, 2020

Ingkar


"Banyak hal terjadi di luar kendaliku. Jatuh hati kepadamu adalah salah satunya. Kamu mengajariku melawan ketakutan-ketakutam dalam diriku. Namun, kamu lupa mengajariku melawan hal yang penting; bagaimana caranya agar aku tidak takut kehilanganmu?"

Ada yang memberi percaya, tetapi kau ragukan. Ada yang sepenuh hati ingin bersama, tetapi kadang terabaikan.

Perasaan telah tercurahkan. Meski kadang kecewa dan melelahkan, berhenti bukan satu-satunya pilihan.

Apakah janji itu masih layak ditunggu? Atau justru perjalanan memang tak akan bisa seperti yang kita mau? Karena salah satu dari kita memilih ingkar?

(BLURB)

Judul buku: Ingkar

Penulis: Boy Candra

Editor: Widyawati Oktavia

Penyelaras: EnHa

Penata letak: Ikhsan A.

Desainer sampul: Fahmy Akbar

Penerbit: KataDepan

ISBN: 978-623-7567-14-1

Untuk pertama kalinya membaca karya Boy Candra. Pas dapat tugas dari Reading Challenge ODOP (RCO) untuk membaca romance fiction, pas nemu buku ini di toko buku. Langsung memutuskan membeli buku ini, karena sering mendengar dari kaum milenial kalau tulisan Boy Candra selalu sarat keromantisan dan sukses bikin baper katanya. 

Buku yang emak baca ini pun sebenarnya memang sarat dengan keromantisan, tapi sayangnya dikemas dengan alur yang menurut emak agak datar. Tokoh-tokoh dalam buku ini digambarkan terlalu sempurna, meski pada akhirnya si tokoh utama melakukan kesalahan tapi seakan tidak mengurangi kesempurnaannya. 

Livka, anak SMA di sebuah desa di tanah Minang, si tokoh utama dalam novel ini, adalah sosok belia yang pandai, rajin belajar, nurut sama orangtua dan punya cita-cita untuk melanjutkan kuliah di pulau Jawa. Satu-satunya kekurangan dia adalah jatuh cinta pada orang yang salah. 

Agung, kakak kelas Livka yang merupakan anak semata wayang dari saudagar kaya di tanah Minang. Memiliki orangtua yang overprotektif membuat dia ingin merasakan kebebasan di luar rumah. Memutuskan untuk bergabung dengan geng anak badung sampai akhirnya kembali ke jalan yang benar ketika mulai dekat dengan Livka. 

Airin, sahabat Livka. Sosok gadis belia yang tak sepandai sahabatnya tapi merupakan sosok sahabat sempurna yang selalu siap sedia mendampingi dalam suka dan duka. 

Asril, sepupu Airin yang pekerja keras, dewasa, dan bijaksana. 

Dan masih ada beberapa lagi tokoh yang mendukung rangkaian cerita dalam novel ini. Dan hampir semuanya digambarkan dengan satu warna karakter saja. Ayah ibu Livka misalnya, ayahnya adalah petani yang pekerja keras, ibunya adalah sosok istri yang baik, sabar dan setia mendampingi suami dalam suka duka.

Biasanya emak semangat banget melahap novel-novel romantis. Satu buku bisa habis dalam waktu satu hari saja. Tapi untuk novel ini emak harus ngunyah pelan-pelan, karena rasanya kurang berwarna. Para tokohnya digambarkan terlalu sempurna dan alur ceritanya kurang menggoda.