Sunday, March 15, 2020

Ingkar


"Banyak hal terjadi di luar kendaliku. Jatuh hati kepadamu adalah salah satunya. Kamu mengajariku melawan ketakutan-ketakutam dalam diriku. Namun, kamu lupa mengajariku melawan hal yang penting; bagaimana caranya agar aku tidak takut kehilanganmu?"

Ada yang memberi percaya, tetapi kau ragukan. Ada yang sepenuh hati ingin bersama, tetapi kadang terabaikan.

Perasaan telah tercurahkan. Meski kadang kecewa dan melelahkan, berhenti bukan satu-satunya pilihan.

Apakah janji itu masih layak ditunggu? Atau justru perjalanan memang tak akan bisa seperti yang kita mau? Karena salah satu dari kita memilih ingkar?

(BLURB)

Judul buku: Ingkar

Penulis: Boy Candra

Editor: Widyawati Oktavia

Penyelaras: EnHa

Penata letak: Ikhsan A.

Desainer sampul: Fahmy Akbar

Penerbit: KataDepan

ISBN: 978-623-7567-14-1

Untuk pertama kalinya membaca karya Boy Candra. Pas dapat tugas dari Reading Challenge ODOP (RCO) untuk membaca romance fiction, pas nemu buku ini di toko buku. Langsung memutuskan membeli buku ini, karena sering mendengar dari kaum milenial kalau tulisan Boy Candra selalu sarat keromantisan dan sukses bikin baper katanya. 

Buku yang emak baca ini pun sebenarnya memang sarat dengan keromantisan, tapi sayangnya dikemas dengan alur yang menurut emak agak datar. Tokoh-tokoh dalam buku ini digambarkan terlalu sempurna, meski pada akhirnya si tokoh utama melakukan kesalahan tapi seakan tidak mengurangi kesempurnaannya. 

Livka, anak SMA di sebuah desa di tanah Minang, si tokoh utama dalam novel ini, adalah sosok belia yang pandai, rajin belajar, nurut sama orangtua dan punya cita-cita untuk melanjutkan kuliah di pulau Jawa. Satu-satunya kekurangan dia adalah jatuh cinta pada orang yang salah. 

Agung, kakak kelas Livka yang merupakan anak semata wayang dari saudagar kaya di tanah Minang. Memiliki orangtua yang overprotektif membuat dia ingin merasakan kebebasan di luar rumah. Memutuskan untuk bergabung dengan geng anak badung sampai akhirnya kembali ke jalan yang benar ketika mulai dekat dengan Livka. 

Airin, sahabat Livka. Sosok gadis belia yang tak sepandai sahabatnya tapi merupakan sosok sahabat sempurna yang selalu siap sedia mendampingi dalam suka dan duka. 

Asril, sepupu Airin yang pekerja keras, dewasa, dan bijaksana. 

Dan masih ada beberapa lagi tokoh yang mendukung rangkaian cerita dalam novel ini. Dan hampir semuanya digambarkan dengan satu warna karakter saja. Ayah ibu Livka misalnya, ayahnya adalah petani yang pekerja keras, ibunya adalah sosok istri yang baik, sabar dan setia mendampingi suami dalam suka duka.

Biasanya emak semangat banget melahap novel-novel romantis. Satu buku bisa habis dalam waktu satu hari saja. Tapi untuk novel ini emak harus ngunyah pelan-pelan, karena rasanya kurang berwarna. Para tokohnya digambarkan terlalu sempurna dan alur ceritanya kurang menggoda. 




4 comments:

  1. Mungkin saya pun harus mulai membaca karya Boy Chandra ini, sebagai perbandingan supaya nggak nulis seperti itu 🙆

    ReplyDelete
    Replies
    1. tapi aku jadi penasaran sama buku dia yg lain mbak, apa memang begitu atau cuma di buku ini aja

      Delete
  2. Kisah romantis terkadang memang menggoda untuk di baca, tetapi untuk menyelesaikan sampai tuntas tergantung alur ceritanya juga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak, sama kayak film kalau sudah terlalu flat kadang berat untuk putuskan lanjut ya

      Delete